Saturday 18 May 2019

Cerita Atlet PUBG Mobile Indonesia Terbaik sebagai Profesi


Cerita Atlet PUBG Mobile Indonesia Terbaik sebagai Profesi - Nge-game buang-buang waktu? Tidak juga sebab game juga dapat menjadi pekerjaan. Seperti sejumlah atlet PUBG Mobile dari Indonesia ini, seumpama.

Anggapan bahwa game semata-mata adalah media rekreasi boleh jadi masih terpatri di benak banyak orang. Itu membikin aktivitas nge-game dianggap sebelah mata, alias bukan sesuatu yang seharusnya diseriusi.

Anggapan itu pula yang seharusnya dihadapi oleh para atlet eSport saat ini, secara khusus di Indonesia. Tidak sedikit pula yang dapat sanggahan dari orang tua, merasa aktivitas main game hanya buang-buang waktu.

Ini dialami oleh Dino Permana Putra, atlet eSport yang tergabung dalam regu Victim Esports. Dikala ini timnya menjadi salah satu wakil Indonesia di gelanggang PUBG Mobile Club Open (PMCO) 2019 tingkat Asia Tenggara, yang diseleneggarakan di China.

Dikisahkannya, aktivitas main game sempat disanggah orang tuanya sendiri. Apalagi saat itu dirinya masih duduk di tempat duduk kuliah. Tidak patah motivasi, dia malah membuktikan diri dan potensi masa depannya melewati gelanggang kompetisi.

Waktu itu di Bandung aku tunjukin dan pemenang 2. Dapat uang Rp 2,1 juta plus HP," ujarnya di China, Jumat (10/5/2019).

Keberhasilan itu pula yang mengantar Dino Permana Putra direkrut manajemen Victim. Kini baginya eSport telah menjadi pekerjaan sehingga susah apabila seharusnya diselingi kuliah. Kini, orang tua juga telah terus menunjangnya.

Bagus Indriawan, rekannya sesama anggota Victim Esports, punya kisah lain. Setelah lulus SMA, dia tidak terpikir lanjut kuliah. Kepintarannya main PUBG Mobile malah menemaninya ke dunia eSport, yang kini disebutnya sebagai pekerjaan.

"Ini pekerjaan aku. Aku dapat dapat gaji 2 kali UMR. Belum bonusnya," ujarnya.

Menurut Dika selaku manajer Victim Esports PUBG Mobile, manajemen memang rutin memberi gaji bulanan bagi para atletnya. Kecuali itu mereka juga dapat mendapat bonus dari kompetisi.

"Jikalau menang, manajemen Victim hanya 10% saja dari sempurna hadiahnya. Ada juga bonus berupa uang atau barang," terangnya.

Khusus untuk POMC 2019, manajemen Victim disebutnya tidak memungut sepeser malah apabila timnya menang. Sekadar tahu, POMC 2019 tingkat Asia Tenggara menyiapkan hadiah US$ 400.000 untuk peringkat pertama. Belum lagi apabila menang mereka lolos untuk turut POMC 2019 tingkat global dengan sempurna hadiah US$ 2 juta.

"Kompetisi seperti ini jadi gelanggang buat mereka untuk membuktikan bahwa ini tidak dapat dilihat sebelah mata. Game bukan hanya buang-buang waktu dan masa depan," tuturnya.

Menurut Dika, saat ini telah ada atlet eSport yang sanggup memberangkatkan orangtua pergi haji. Walaupun jauh sebelum itu dirinya kurang dapat dukungan sekitar, malah sampai diejek tetangga.

0 comments:

Post a Comment